Seorang di sisi

Bak kata berbait sopan,
hajat tak hendak disimpan,
cukup ada yang dengar curi,
agar ada yang sedar diri,
keletah hati yang satu mula bertutur,
bilangnya luak melihat,
insan melumur halwa di pintu muka,
nyata terasa halba duka dusta,
hatiku ujar pedih,
merintih sedih di pentas kelapan belas,
sudah biasa jasad di depan,
belakang juga sudah kebiasaan,
silihnya ganti bertukar,
"ingin aku sang orang,
depan memimpin pun tidak,
belakang mengikut juga tidak,
insan seorang mencukupi,
di sisi lambungan diri,
sebagai teman asli,
sejati memimpin diri,
bergamiskan ikhlas berwajahkan suci,
sekadar menjadi sahabat sejati."

No comments:

Post a Comment

Who's there?